BKK PANGKALPINANG

Informasi Zoonosis (INZOON)

Apa si INZOON

INZOON adalah akronim dari Informasi tentang Zoonosis, yang merupakan salah satu bentuk Inovasi dari BKK Kelas II Pangkalpinang. Pelabuhan dan Bandara adalah tempat berkumpul dan keluar masuk orang dan banyak pihak yang terlibat dengan aktifitas beraneka ragam sesuai dengan kepentingannya masing- masing. Oleh sebab itu kenyamanan dan keamanan beraktifitas di pelabuhan menjadi sangat penting demi menjaminnya kelancaran keluar masuknya orang. Dalam hal menjamin kenyamanan dan keamanan di lokasi pelabuhan yang berkaitan dengan faktor risiko terhadap kesehatan maka Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas II Pangkalpinang diberi tanggung jawab untuk melakukan pengawasan dan pengendalian berkaitan dengan Survailans faktor risiko kesehatan akibat vektor.

Pengendalian vektor dan/atau binatang pembawa penyakit adalah upaya untuk mengurangi atau melenyapkan populasi vektor dan/atau binatang pembawa penyakit, sehingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan dan penularan penyakit pada manusia. Adapun dalam hal pencegahan maka dilakukan inovasi informasi tentang zoonosis, berisi tentang informasi kegiatan rutin pengendalian vektor yang berisi kepadatan binatang pembawa penyakit pada setiap bulannya.

Adapun tujuannya tersampaikannya kepada publik informasi tentang kegiatan pengendalian zoonosis di setiap wilayah kerja Balai Kekarantinaan, diharapkan dengan mengetahui maka kesadaran masyarakat dan lintas sekotr bisa sinergitas dalam Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit dalam hal ini akibat dari zoonosis.

INZOON Team

Balai%20Kekarantinaan%20Kesehatan%20Pangkalpinang

Saparudin, SKM

Entomolog Ahli Muda
Balai%20Kekarantinaan%20Kesehatan%20Pangkalpinang

Aribby, SKM

Entomolog Ahli Muda
Balai%20Kekarantinaan%20Kesehatan%20Pangkalpinang

Benedicta J. S., SKM

Entomolog Mahir
Balai%20Kekarantinaan%20Kesehatan%20Pangkalpinang

Fitriana D.F., M.Sc

Entomolog Ahli
Balai%20Kekarantinaan%20Kesehatan%20Pangkalpinang

Jepri P. A.Md.KL

Entomolog Terampil
Balai%20Kekarantinaan%20Kesehatan%20Pangkalpinang

Dedi S, A.Md.KL

Entomolog Terampil
Balai%20Kekarantinaan%20Kesehatan%20Pangkalpinang

Iqbal N.P, A.Md.KL

Entomolog Terampil
Mengenal Penyakit Zoonosis: Ancaman yang berasal dari hewan
Mengenal Penyakit Zoonosis: Ancaman yang berasal dari hewanPernakah Anda mendengar istilah zoonosis? Bagi sebagain orang mungkin terdengar asing, namun penyakit ini penting untuk kita ketahui, karena berpengaruh penting terhadap kesehatan. Lantas apa itu zoonosis dan bagaimana cara kita melindungi diri, Yuk, kita Simak penjelasan berikut! Apa itu penyakit Zoonosis? Zoonosis adalah penyakit yang bisa menular dari hewan ke manusia ataupun sebaliknya. Penyakit......
February 25, 2025admin_karkespgk2Zoonosis798

Media Penelusuran Cepat Informasi Penyakit

Virus & Contagious Diseases Surveilans

Information of Animal Health

World Health Organization

Center for Disease Control and Prevention

life science jurnals & online books

Referensi Jurnal Ilmiah

Vector-borne Identification Keys

Mammal Identification Keys

Kasus Malaria di Indonesia

Jam Pelayanan Kantor Induk

Surveilans Vektor Penyakit

Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas II Pangkalpinang melakukan surveilans vektor penyakit menular meliputi surveilans vektor demam berdarah dengue/yellow fever, malaria, diare, dan pes. Kegiatan surveilans dilakukan sepanjang tahun untuk memantau dan mencegah penularan penyakit di pintu masuk negara/wilayah. Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas II Pangkalpinang juga melakukan pemetaan kepadatan vektor penyakit di setiap pelabuhan/bandara dengan menggunakan drone untuk membuat peta citra udara terupdate.

Pemetaan Vektor Penyakit 2025

Surveilans Aedes spp.

House Index & Container Index Perimeter Area

House Index & Container Index Buffer Area

Surveilans Rodent & Mencit

Jenis tikus dan Mencit tertangkap

Pemetaan Vektor Penyakit 2024

Surveilans Vektor Penyakit

Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas II Pangkalpinang melakukan surveilans vektor penyakit menular meliputi surveilans vektor demam berdarah dengue/yellow fever, malaria, diare, dan pes. Kegiatan surveilans dilakukan sepanjang tahun untuk memantau dan mencegah penularan penyakit di pintu masuk negara/wilayah. Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas II Pangkalpinang juga melakukan pemetaan kepadatan vektor penyakit di setiap pelabuhan/bandara dengan menggunakan drone untuk membuat peta citra udara terupdate.

Pemetaan Vektor Penyakit 2025

Surveilans Aedes spp.

House Index & Container Index Perimeter Area

House Index & Container Index Buffer Area

Surveilans Rodent & Mencit

Jenis tikus dan Mencit tertangkap

Pemetaan Vektor Penyakit 2024

Surveilans Vektor Penyakit

Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas II Pangkalpinang melakukan surveilans vektor penyakit menular meliputi surveilans vektor demam berdarah dengue/yellow fever, malaria, diare, dan pes. Kegiatan surveilans dilakukan sepanjang tahun untuk memantau dan mencegah penularan penyakit di pintu masuk negara/wilayah. Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas II Pangkalpinang juga melakukan pemetaan kepadatan vektor penyakit di setiap pelabuhan/bandara dengan menggunakan drone untuk membuat peta citra udara terupdate.

Pemetaan Vektor Penyakit 2025

Surveilans Aedes spp.

House Index & Container Index Perimeter Area

House Index & Container Index Buffer Area

Surveilans Rodent & Mencit

Jenis tikus dan Mencit tertangkap

Pemetaan Vektor Penyakit 2024

Surveilans Vektor Penyakit

Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas II Pangkalpinang melakukan surveilans vektor penyakit menular meliputi surveilans vektor demam berdarah dengue/yellow fever, malaria, diare, dan pes. Kegiatan surveilans dilakukan sepanjang tahun untuk memantau dan mencegah penularan penyakit di pintu masuk negara/wilayah. Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas II Pangkalpinang juga melakukan pemetaan kepadatan vektor penyakit di setiap pelabuhan/bandara dengan menggunakan drone untuk membuat peta citra udara terupdate.

Pemetaan Vektor Penyakit 2025

Surveilans Aedes spp.

House Index & Container Index Perimeter Area

House Index & Container Index Buffer Area

Surveilans Rodent & Mencit

Jenis tikus dan Mencit tertangkap

Surveilans Vektor Penyakit

Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas II Pangkalpinang melakukan surveilans vektor penyakit menular meliputi surveilans vektor demam berdarah dengue/yellow fever, malaria, diare, dan pes. Kegiatan surveilans dilakukan sepanjang tahun untuk memantau dan mencegah penularan penyakit di pintu masuk negara/wilayah. Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas II Pangkalpinang juga melakukan pemetaan kepadatan vektor penyakit di setiap pelabuhan/bandara dengan menggunakan drone untuk membuat peta citra udara terupdate.

Pemetaan Vektor Penyakit 2025

Surveilans Aedes spp.

House Index & Container Index Perimeter Area

House Index & Container Index Buffer Area

Surveilans Rodent & Mencit

Jenis tikus dan Mencit tertangkap

Pemetaan Vektor Penyakit 2024

Surveilans Vektor Penyakit

Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas II Pangkalpinang melakukan surveilans vektor penyakit menular meliputi surveilans vektor demam berdarah dengue/yellow fever, malaria, diare, dan pes. Kegiatan surveilans dilakukan sepanjang tahun untuk memantau dan mencegah penularan penyakit di pintu masuk negara/wilayah. Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas II Pangkalpinang juga melakukan pemetaan kepadatan vektor penyakit di setiap pelabuhan/bandara dengan menggunakan drone untuk membuat peta citra udara terupdate.

Pemetaan Vektor Penyakit 2025

Surveilans Aedes spp.

House Index & Container Index Perimeter Area

House Index & Container Index Buffer Area

Surveilans Rodent & Mencit

Jenis tikus dan Mencit tertangkap

Pemetaan Vektor Penyakit 2024

Surveilans Vektor Penyakit

Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas II Pangkalpinang melakukan surveilans vektor penyakit menular meliputi surveilans vektor demam berdarah dengue/yellow fever, malaria, diare, dan pes. Kegiatan surveilans dilakukan sepanjang tahun untuk memantau dan mencegah penularan penyakit di pintu masuk negara/wilayah. Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas II Pangkalpinang juga melakukan pemetaan kepadatan vektor penyakit di setiap pelabuhan/bandara dengan menggunakan drone untuk membuat peta citra udara terupdate.

Pemetaan Vektor Penyakit 2025

Surveilans Aedes spp.

House Index & Container Index Perimeter Area

House Index & Container Index Buffer Area

Surveilans Rodent & Mencit

Jenis tikus dan Mencit tertangkap

Pemetaan Vektor Penyakit 2025

Surveilans Vektor Penyakit

Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas II Pangkalpinang melakukan surveilans vektor penyakit menular meliputi surveilans vektor demam berdarah dengue/yellow fever, malaria, diare, dan pes. Kegiatan surveilans dilakukan sepanjang tahun untuk memantau dan mencegah penularan penyakit di pintu masuk negara/wilayah. Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas II Pangkalpinang juga melakukan pemetaan kepadatan vektor penyakit di setiap pelabuhan/bandara dengan menggunakan drone untuk membuat peta citra udara terupdate.

Pemetaan Vektor Penyakit 2025

Surveilans Aedes spp.

House Index & Container Index Perimeter Area

House Index & Container Index Buffer Area

Surveilans Rodent & Mencit

Jenis tikus dan Mencit tertangkap

Pemeriksaan Bakteri Leptospirosis

Leptospirosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri patogen dari genus Leptospira. Penyakit ini menyebar melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan urin hewan yang terinfeksi, seperti tikus, yang merupakan reservoir utama bakteri ini. Leptospira mampu bertahan dan berkembang biak dalam ginjal tikus, sehingga menjadikannya salah satu organ utama untuk mendeteksi keberadaan bakteri ini. Pendekatan pemeriksaan ini dapat dilakukan melalui berbagai metode, seperti kultur bakteri, PCR (Polymerase Chain Reaction). Analisis ini berfungsi untuk mengidentifikasi keberadaan bakteri, memahami mekanisme kolonisasi bakteri di ginjal, serta mengevaluasi tingkat infeksi pada populasi hewan reservoir. Balai Kekrantinaan Kesehatan Kelas II Pangkalpinang melakukan emeriksaan bakteri leptospirosis dilakukan pada ginjal tikus menggunakan PCR portable.

Pemeriksaan bakteri leptospirosis pada 40 ekor tikus menunjukkan sebanyak 11 ekor tikus positif bakteri Leptospirosis dan 29 ekor negative. Hasil ini mengindikasikan adanya risiko penyebaran leptospirosis di beberapa wilayah kerja, terutama Manggar, Tanjungpandan, dan Sungai Selan, sehingga diperlukan tindakan pengendalian tikus dan surveilans lanjutan untuk meminimalkan risiko terhadap kesehatan masyarakat.

Spesies tikus Rattus novergicus lebih banyak ditemukan positif bakteri dibandingkan dengan Rattus tanezumi. Rattus norvegicus umumnya hidup di lingkungan yang lebih dekat dengan sumber air, seperti saluran pembuangan atau tempat yang lembap, yang juga merupakan habitat yang mendukung pertumbuhan bakteri leptospirosis.

Pemeriksaan Virus Dengue

Pelabuhan sering kali menjadi titik krusial dalam penyebaran penyakit, termasuk dengue, karena arus keluar masuk orang dan barang dari berbagai wilayah yang dapat membawa vektor atau virus itu sendiri. Penting untuk melakukan deteksi dini terhadap keberadaan virus dengue pada vektor utamanya, yaitu Aedes spp., di wilayah pelabuhan. Pemeriksaan ini tidak hanya membantu dalam mengidentifikasi keberadaan virus dengue pada nyamuk dewasa, tetapi juga penting untuk mendeteksi kemungkinan penularan transovarial, yaitu transfer virus dari nyamuk betina ke telur yang dihasilkannya.

Deteksi virus dengue secara transovarial sangat signifikan karena menunjukkan potensi nyamuk sebagai reservoir virus, bahkan tanpa adanya infeksi langsung melalui darah manusia. Hal ini dapat memperpanjang siklus keberadaan virus di lingkungan dan meningkatkan risiko penularan kepada manusia, terutama di area dengan kepadatan populasi nyamuk yang tinggi. 

Pemeriksaan virus dengue pada 795 sampel nyamuk dewasa Aedes spp. menunjukkan seluruhnya negative virus dengue baik pada nyamuk dewasa maupun jentik. Hasil negatif ini menunjukkan bahwa nyamuk Aedes spp. di wilayah yang diperiksa tidak membawa virus dengue pada saat pemeriksaan dilakukan, baik melalui infeksi langsung maupun transovarial. Pemeriksaan berkala diperlukan untuk memastikan wilayah tetap bebas dari virus dengue, terutama mengingat dinamika lingkungan dan pergerakan manusia yang dapat membawa vektor atau virus dari luar wilayah.

Pemeriksaan Virus Japanes Encephalitis

Japanese Encephalitis (JE) adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh Japanese Encephalitis Virus (JEV), anggota genus Flavivirus dalam famili Flaviviridae. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk, terutama dari spesies Culex, seperti Culex tritaeniorhynchus, yang berperan sebagai vektor utama. Reservoir virus biasanya adalah burung air dan babi domestik, yang menjadi inang amplifikasi.

Pemeriksaan virus JE pada nyamuk memiliki peran penting dalam memantau keberadaan dan penyebaran virus di lingkungan. Nyamuk tidak hanya bertanggung jawab atas transmisi virus kepada manusia tetapi juga merupakan indikator ekologis yang membantu memahami dinamika infeksi di suatu wilayah. Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas II Pangkalpinang melakukan pemeriksaan virus JE dilakukan pada jentik nyamuk Culex sp. dengan menggunakan PCR portable.

Pemeriksaan virus Japanese Encephalitis (JE) pada spesies Culex spp. di wilayah Manggar menunjukkan hasil negatif, menandakan bahwa tidak ada deteksi virus JE dalam sampel nyamuk yang diuji. Meskipun hasil negatif, pemantauan rutin tetap diperlukan untuk mendeteksi keberadaan virus secara dini, mengingat peran Culex spp. sebagai vektor utama JE dan risiko penularan yang tetap ada

Pemeriksaan Resistensi Vektor Aedes spp.

Uji resistensi insektisida dilakukan untuk menentukan tingkat sensitivitas atau resistensi populasi nyamuk terhadap insektisida tertentu. Informasi ini sangat penting dalam memilih insektisida yang tepat untuk digunakan, mengembangkan strategi rotasi insektisida, dan mengoptimalkan program pengendalian vektor berbasis bukti ilmiah. Selain itu, hasil uji resistensi dapat memberikan gambaran tentang pola distribusi resistensi di suatu wilayah dan menjadi dasar dalam merancang kebijakan pengendalian yang berkelanjutan.

Hasil uji resistensi insektisida menunjukkan bahwa populasi nyamuk Aedes spp. di Belinyu dan Pangkalbalam masih rentan terhadap insektisida yang diuji, dengan tingkat kematian lebih dari 99% pada kelompok uji. Insektisida yang digunakan masih efektif dalam mengendalikan populasi nyamuk di kedua lokasi tersebut

Demam Berdarah Dengue

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Penyakit ini ditandai dengan demam tinggi, nyeri otot dan sendi, ruam kulit, serta dapat menyebabkan perdarahan dan syok jika tidak ditangani dengan baik.

 

Dengue Data

Suspect Dengue Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2025

Suspect Dengue Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2024

Malaria

Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit Plasmodium ang masuk ke dalam darah dan menyerang sel darah merah dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi. Penyakit ini ditandai dengan gejala seperti demam, menggigil, sakit kepala, dan anemia, serta dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan cepat.

Jenis Plasmodium yang menyebabkan malaria:

  1. Plasmodium falciparum – paling berbahaya, dapat menyebabkan komplikasi berat.
  2. Plasmodium vivax – dapat menyebabkan kekambuhan karena dormansi di hati.
  3. Plasmodium ovale – mirip P. vivax, tetapi lebih jarang ditemukan.
  4. Plasmodium malariae – menyebabkan infeksi kronis dengan gejala ringan.
  5. Plasmodium knowlesi – ditemukan pada primata dan dapat menginfeksi manusia

Malaria Data

Kasus Malaria Terkonfirmasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2025

Kasus Malaria Terkonfirmasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2024

Leptospirosis

Leptospirosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri Leptospira dan dapat menular ke manusia melalui kontak dengan air atau tanah yang terkontaminasi urine hewan terinfeksi, seperti tikus. Gejala penyakit ini bervariasi, mulai dari demam, sakit kepala, nyeri otot, hingga komplikasi serius seperti gagal ginjal dan meningitis.

 

Suspect Leptospirosis

Suspec Leptospirosis Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2025

Diare

Diare adalah kondisi yang ditandai dengan peningkatan frekuensi buang air besar dengan tinja yang encer atau berair. Penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau parasit, seperti Rotavirus, Escherichia coli, Salmonella sp., dan Giardia lamblia, serta faktor non-infeksi seperti intoleransi makanan, alergi, atau efek samping obat. Lalat dan kecoa juga berperan dalam penyebaran bakteri penyebab diare, seperti Shigella sp., Vibrio cholerae, dan Clostridium perfringens, melalui kontaminasi makanan dan air. Diare yang berkepanjangan dapat menyebabkan dehidrasi dan komplikasi serius, terutama pada anak-anak dan lansia.

 

Diare akut Data

Kasus Diare Berdarah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2025

Kasus Diare Akut Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2024

Demam Typoid

Demam tifoid adalah infeksi bakteri sistemik yang disebabkan oleh Salmonella typhi, ditularkan melalui makanan atau air yang terkontaminasi. Penyakit ini ditandai dengan demam tinggi yang berkepanjangan, lemas, nyeri perut, gangguan pencernaan, dan dalam kasus parah dapat menyebabkan komplikasi serius seperti perforasi usus.

 

Suspect Demam Typoid

Suspect Demam Typoid Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2025

Suspec Demam Typoid Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2024

Filariasi

Filariasis adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan melalui gigitan nyamuk. Penyakit ini dapat menyebabkan pembengkakan kronis pada bagian tubuh, terutama kaki, lengan, dan alat kelamin, yang dikenal sebagai kaki gajah (elefantiasis). Filariasis disebabkan oleh cacing filaria, terutama Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori, yang hidup di dalam sistem limfatik manusia. Cacing filaria ditularkan melalui gigitan nyamuk yang membawa larva cacing filaria. Jenis nyamuk yang berperan sebagai vektor utama meliputi:

  1. Culex quinquefasciatus (terutama di daerah perkotaan)
  2. Anopheles spp. (terutama di daerah pedesaan)
  3. Mansonia spp. (sering ditemukan di daerah rawa dan perairan)

Larva cacing masuk ke dalam tubuh manusia melalui darah, berkembang menjadi cacing dewasa di sistem limfatik, dan dapat menyebabkan penyumbatan. Pengobatan dilakukan dengan memberikan obat antiparasit seperti dietilkarbamazina (DEC), ivermectin, atau albendazole untuk membunuh larva dan mencegah penularan. Pencegahan dilakukan dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk, menjaga kebersihan lingkungan, serta pemberian obat massal filariasi di daerah endemis.

 

Filariasis Data

Suspect Filariasis Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2024

Avian Influenza

Avian influenza, atau flu burung, adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A yang umumnya menyerang unggas, tetapi dalam beberapa kasus dapat menginfeksi manusia. Virus influenza A yang terbagi menjadi beberapa subtipe berdasarkan kombinasi protein hemagglutinin (H) dan neuraminidase (N). Beberapa subtipe yang berbahaya bagi manusia antara lain H5N1, H7N9, dan H9N2. 

 

Virus flu burung menyebar melalui kontak langsung dengan unggas yang terinfeksi, baik yang masih hidup maupun sudah mati. Penularan juga dapat terjadi melalui lingkungan yang terkontaminasi, seperti air, makanan, atau alat yang digunakan dalam peternakan. Meskipun jarang, penularan dari manusia ke manusia juga bisa terjadi, terutama pada individu yang memiliki kontak erat dengan penderita. Gejala flu burung pada manusia bervariasi, mulai dari ringan hingga berat, dan dapat mencakup:

  1. Demam tinggi (di atas 38°C)
  2. Batuk dan sesak napas
  3. Sakit tenggorokan
  4. Nyeri otot dan sakit kepala
  5. Diare dan muntah (pada beberapa kasus)
  6. Gangguan pernapasan yang dapat berkembang menjadi pneumonia berat

Langkah pencegahan yang dapat dilakukan :

  1. Menghindari kontak langsung dengan unggas yang sakit atau mati.
  2. Memasak unggas dan produk unggas hingga matang sempurna.
  3. Menerapkan kebersihan diri dengan mencuci tangan setelah kontak dengan unggas.
  4. Menggunakan alat pelindung diri (APD) bagi peternak atau pekerja yang bersinggungan dengan unggas.
  5. Vaksinasi unggas untuk mencegah penyebaran virus di peternakan.

Avian Influenza Data

Suspect Avian Influenza Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2024

Tidak ditemukan laporan kasus avian influenza di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2024

Antrax

Antrax adalah penyakit infeksi bakteri yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis yang membentuk spora tahan lama di lingkungan dan dapat bertahan bertahun-tahun di tanah, air, atau profuk hewan terkontaminasi. Antrax ditularkan melalui kontak langsung dengan hewan atau produk hewan terinfeksi (kulit, daging, atau wol), menghirup spora Bacillus anthracis dari tanah atau lingkungan terkontaminasi, serta mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi. 

Jenis dan Gejala Anthrax:

1. Anthrax Kulit ( Cutaneous Anthrax); masuk melalui luka di kulit

  • Luka melepuh yang berkembang menjadi borok hitam
  • Pembengkakan di sekitar luka
  • Demam ringan dan nyeri

2. Anthrax Paru (Inhalation Anthrax); menghirup spora anthrax

  • Demam tinggi, batuk, dan sesak napas
  • Nyeri dada dan kelelahan ekstrem
  • Dapat berkembang menjadi syok dan kegagalan pernapasan

3. Anthrax Pencernaan (Gastrointestinal Anthrax); mengkonsumsi daging terkontaminasi

  • Mual, muntah, dan diare berdarah
  • Sakit perut parah
  • Demam dan kehilangan nafsu makan

4. Anthrax Injeksi ; penggunaan jarum suntik terkontaminasi (jarang terjadi)

  • Bengkak parah di tempat suntikan
  • Infeksi jaringan dalam yang menyebar dengan cepat 

Pencegahan dilakukan dengan menghindari kontak dengan hewan atau produk hewan yang berpotensi terkontaminasi

Pemusnahan bangkai hewan yang terinfeksi untuk mencegah penyebaran spora. Pengobatan dengan diberikan antibiotik, antitoksin, dan perawatan suportif.

 

Antrax Data

Kejadian antrax belum pernah terjadi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, hingga saat ini masih dinyatakan bebas dari kasus antrax.

Rabies

Rabies adalah penyakit infeksi viral yang menyerang sistem saraf pusat, bersifat zoonosis, dan hampir selalu berakibat fatal setelah gejala klinis muncul. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan atau luka yang terpapar air liur hewan terinfeksi, seperti anjing, kucing, atau kelelawar. Gejala rabies meliputi demam, kesemutan atau rasa terbakar di lokasi gigitan, diikuti oleh gejala neurologis seperti kecemasan, halusinasi, kejang, kelumpuhan, hidrofobia (takut air), dan akhirnya koma yang berujung pada kematian.

 

Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR)

Kasus Gigitan Hewan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2025

Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2024

Identifikasi Nyamuk Aedes spp.

Nyamuk Aedes spp. berperan sebagai vektor utama dalam penularan berbagai penyakit menular seperti demam berdarah dengue, chikungunya, dan virus Zika. Kemampuan nyamuk dalam menyebarkan patogen ini bergantung pada spesiesnya, sehingga identifikasi yang akurat menjadi langkah krusial dalam pengendalian dan pencegahan penyakit. Oleh karena itu, diperlukan kunci identifikasi yang efektif untuk membedakan spesies nyamuk, terutama spesies invasif dan asli, guna mendukung surveilans vektor, evaluasi risiko, serta perencanaan strategi pengendalian yang tepat.

Kunci Identifikasi Aedes spp.;

Media Penelusuran Cepat Informasi Penyakit

Virus & Contagious Diseases Surveilans

Information of Animal Health

World Health Organization

Center for Disease Control and Prevention

life science jurnals & online books

Referensi Jurnal Ilmiah

Vector-borne Identification Keys

Mammal Identification Keys

Kasus Malaria di Indonesia

Kegiatan Pemeriksaan Leptospirosis

Pemeriksaan leptospirosis dilakukan di laboratorium BKK Pangkalpinang pada ginjal tikus untuk melihat keberadaan infeksi bakteri leptospira 

Kegiatan Pengawasan Lalat

Pengawasan kepadatan lalat dilakukan sebagai upaya cegah tangkal penyakit (Diare)

Kegiatan Pengawasan Malaria

Pengawasan malaria dilakukan dengan penangkapan nyamuk malam dan survey jentik pada Perindukan

Buku Tamu

Terima kasih telah mengunjungi website layanan informasi Zoonosis “INZOON” Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas II Pangkalpinang. Silahkan tinggalkan jejak akses melalui link berikut : https://s.id/Buku_Tamu_Inzoon